Hari ini, hari pertama Alza masuk
sekolah. Ia, yang sangat pemalu, menangis sewaktu di tinggal Mama di Taman
Kanak-kanak indah. Ia tidak mau bicara pada Bu Dian, guru barunya. Ia juga
tidak mau bicara dengan seorang anak laki-laki yang tersenyum padanya. “Aku
Andi,” anak itu memperkenalkan dirinya. “Kau Siapa?” Ayu mengatupkan kedua
bibirnya lalu tiba-tiba menghentakkan kakinya. Seolah berkata, “Pergi kau!”
Andi juga ikut menghentakkan kakinya.
Kemudian, seorang anak perempuan bernama
Wika juga menghentakkan kakinya. Segera, semua anak menghentakkan kaki-kaki
mereka. “Lihat aku,” ujar Andi sambil berjalan berputar. Semua anak, kecuali
Alza, mengikuti. Mereka berjalan berputar-putar, pergi ke halaman, menaiki
tangga, dan masuk ke dalam ruangan. Alza memejamkan mata dan menutup telinganya
dengan kedua tangannya.
Ketika ia membuka mata, anak-anak
telah berada kembali ke tempat ia berdiri. Tak seorang pun memperhatikan Alza.
Tak seorang pun mengajak Alza bicara. Mereka asyik bermain. Alza ingin bermain
juga. Namun, ia malu untuk bergabung dengan mereka. Bu Dian lalu menepuk tangan
tiga kali. Ucap Bu Dian, “Ayo, kesini, anak-anak!” Semua anak, kecuali Alza,
mendekati Bu Dian, lalu duduk mengelilinginya. Alya berdiri dekat pintu,
menghadap ke dinding. Bu Dian melihat Alza. Cetusnya, “Alza rupanya masih malu.
Ia belum mau ikut bersama kita. Nah, siapa yang tahu bagaimana mengajaknya mau
ikut bersama kita?”
“ceritakan saja cerita-cerita
lucu,” Yanti mengusulkan. “Bagaimana kalau kita mengajaknya makan?” kata Wika.
“Saya tahu! Saya tahu!” seru Andi. “Bagaimana jika kita bersama-sama memainkan
musik untuknya?” Semua anak setuju. Andi mengambil sebuah kotak berisi
alat-alat musik dari ruang musik. Ia meletakkan kotak itu di tengah ruangan dan
mengeluarkan sebuah bel. Ia kemudian memainkannya. Ting! Ting! Ting! Yanti
memilih sebuah bel juga. Ia memainkannya. Ting! Ting! Ting! Nina membunyikan
sebuah drum. Duk-druk-duk-duk-duk! Duk-druk-duk-duk-dukk!
Sangat ramai. Alza melirik sambil
tersenyum. Semua anak tampak gembira. “Mau gabung dengan kami, Alza?” ajak Andi
sambil mengulurkan kerincing. “Yuk, main bersama kami!” Alza mendekati
lingkaran sambil memegang kerincing pemberian Andi. Yanti tertawa, lalu
membunyikan belnya ke telinga Alza. Alza pun tertawa. Rasa malunya hilang.
Dibunyikannnya kerincingnya penuh kegembiraan. Saat Mama datang menjemputnya,
Alza berkata pada teman-temannya, “Teman-teman, aku pulang duluan, ya!”.
“Sampai ketemu besok, Alza!” balas Andi. “Ya, ya, sampai ketemu besok!” Alza melambaikan
tangan.
0 komentar:
Posting Komentar