kembang api

kembang api

Recent comments

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

KEJADIAN KOTA BLEGA



            Pertama-tama saya akan menceritakan bagaimana terjadinya kota blega mungkin kalian sudah tidak sabarkan!!.Yaudah saya akan menceritakannya sekarang, eits.. sebelum itu saya menceritakan keadaan pagi hari di kota blega, kanyaknya hari ini cerah dech.. saya aja langsung bangun dari tempat tidur saya bukan hanya itu saya untuk menjalankan kewajiban saya yang pertama pastinya sholat subuh dulu donk, yang kedua saya belajar yaitu berangkat kesekolah. Bukan hanya saya aja koq tapi banyak anak-anak yang lain juga udah bangun dan juga para pekerja udah mulai beraktifitas misalnya pedagang yang pergi kepasar, petana yang pergi ke sawahnya dan masih banyak lagi.
            Saya ini banyak bacotya!!  Yaudahlah gak usah basa-basi terus, saya langsung saja. Kejadian kota Blega berawal dari seorang pemuda y itu Pangeran Siding koro yang selalu bertapa di salah satu tempat kramat di Blega yaitu Makam Aung, yag sekarang letaknya di kampong Karang Kemasan, Blega. Lama kelamaan akhirnya Pangeran Sidingkoro juga istrinya yang bernama Putri Campa, tapi sayangnya Putri Campa tidak bias memberikan keturunan sehingga tidak ada yang dapat menerukan kekuasaannya. Sebelum Pangeran Sidingkoro beliau wafat beliau meminta kepada para pengikutnya untuk di makamkan di Makam Agung.Tapi, para pengikutnya menolak karena di Makam Agung merupakan dataran rendah yang sering di lalui banjir.Pangeran Sidingkoro berkata“ kalau masalah itu gampangTA’BALIGGA.”
            Akhirnya para pengikutnya tidak bias menolak permintaan terakhir Pangeran Sidingkoro di makamkan di tempat itu.Tapi… apa yang terjadi..?? Kata-kata Pangeran Sidingkoro dan Pangeran Sidingkoro terbukti aliran sungai itu beralih dari utara keselatan sehingga membuat tempat itu tidak di genangi oleh air hujan atau air sungai. Saat ini banyak mitos yang mengatakan bahwa Pangeran Sidingkoro juga I sebut sebagai Macan Putih, mengapa demikian ? Karena di waktu hidupnya apabila ada perang Pangeran Sidingkoro selalu menjelma menjadi seekor Macan Putih. Jadi sekarang sudah jelas bahwa Desa Blega berawal kata-kata yang diucapkan Pangeran Sidingkoro sebelum ia wafat yaitu TA’BALIGGA.
            Menurut masyarakat setempat di Makam Agung sering menemukan keanehan-keanehan seperti telapak kaki Macan  yang di duga telapak kaki Pangeran Sidingkoro dan sering mendengar suara anak kecil menangis.Dengan keanehan-keanehanan terjadi tempat itu sekarang menjadi tempat “keramat” yang sering di datangi oleh para ziarah yang datang bukan hanya dalam kota tetapi dari luar kota juga yang kesana.
            Itu saja yang saya tau cerita bagaimana kejadian kota blega. Udah dulu sampai itu saja mungkin saya akan menceritakan bagaimana anak-anak dari Blega, menurut saya anak Blega baik juga dan bisa di katakan pintar dan terus berusaha misalnya saya ini..ha..ha.. habis aja. Tapi memang benar loh.. karena anak Blega banyak yang sekolah di luar kota apalagi itu sekolah di sekolah yang elit and favorite. Saya aja sekolahnya di luar kota.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar