Ikatan persahabatan yang kadang
membuatku menangis namun kadang membuatku tertawa, hari ini kita berenam
berkumpul di rumah salah satu temanku namanya Kirana di sana aku bukan hanya
bisa tertawa tapi, melainkan keadaannya membuatku menangis, mungkin mereka
takkan pernah mengerti perasaanku ...Tuhan, apa salah ku pada mereka? Mengapa
kedatangan ku membuat mereka tak nyaman?
Suatu ketika saat aku berniat
untuk membantu Rifana menyelesaikan masalah dengan cowoknya, tiba-tiba cowok
yang Rifana cintai itu malah mencintai aku, tentu dia marah padaku. Dia tak mau
mengutarakan marahnya padaku karena dia udah mengaggap aku sebagai sahabat,
seorang sahabat yang malah menusuknya dari belakang.. aku sungguh tak berniat
untuk menghancurkan mereka bahkan walaupun aku telah menjelaskan segalanya dia
tetap saja bilang,”keputusan dia adalah yang terbaik untuk kita.” Sejak saat
itu dia mulai mninggalkan persahabatan yang baru seumur jagung . dia memilih
berteman dengan salah satu anak yang cukup populer di sekolah namanya Alisya.
Dia juga anggota geng kami.
Sudah cukup lama hal ini
berlalu namun kebencian itu masih saja tetap terasa hingga hadir seoarang cowok
yang bisa merubah hidup Rifana, Rifana juga demikian dia tak mau aku tahu
tentang kedekatannya dengan Sandy bahkan teman-teman gengku memilih bungkam dalam masalah ini.
Hubungan mereka cukup mengejutkan ku karena aku juga menyimpan perasaaan yang
sama dengan Rifana . tapi meski Sandy tau hal ini, dia lebih memilih Rifana
dari pada aku.
Beberapa bulan kemudian aku
mulai merasa Sandy mulai jauh dari ku entah itu karena apa sejak dia mejalin
hubungan dengan Rifana, dia mulai jutek ke aku. Disela-sela kesibukan Sandy,
aku mulai bertanya padanya mengapa ia
menjauhi ku? Dia menceritakan semuanya bahwa dia menjauh dariku karena Rifana
menyuruhnya, aku sedih mendengarnya. Melihat Sandy begitu tertekan, aku kasihan
padanya entah apa yang ada di pikiran Rifana namun aku cukup mengerti bahwa dia
melakukan hal itu pada Sandy hanya semata mata dia takut kehilangannya.
Akhirnya, saat-saat terakhir
itu tiba. Sebelum Tuhan mengabil nyawaku, aku menceritakan hal yang sebenarnya
pada teman yang sangat aku percaya. aku mengatakan bahwa:” Sesungguhnya aku
ingin kembali diterima ditengah-tengah persahabatan itu, aku sedih ketika hanya
gara-gara cowok, aku dan Rifana tak menjadi seperti dulu lagi, aku selalu
bertanya pada diriku Tuhan... apa salahku pada mereka ? Mengapa mereka sangat
membenciku! Sahabat...dari lubuk hatiku yang paling dalam aku sungguh ingin
minta maaf pada kalian atas segala kesalahan yang pernah aku lakukan pada
Rifana bahkan dengan yang lain. Salam sayang dariku untuk kalian... Dari
Fifian”.
TAMAT
0 komentar:
Posting Komentar